Kondisi jalan di Simalungun Sumut seperti neraka. Keluh masyarakat Simalungun sebagaimana disampaikan oleh Gusmiyadi, Anggota DPRD Provinsi Sumut.
“Ya, akhir-akhir ini kami mendapatkan kenyataan bahwa ritme kritik masyarakat soal jalan milik provinsi semakin meningkat.
“Kami menyadari hal ini merupakan akumulasi kemarahan rakyat terhadap kondisi jalanan yang sejak lama tidak tersentuh. Atau sentuhan penanganan yang dilakukan tidak berdampak sighnifikan, karena hanya terkesan tambal sulam. Dengan demikian daya tahan jalan tidak cukup baik, tidak butuh waktu lama, jalan tersebut rusak lagi”. Jelas Gusmiyadi melalui statemen di laman resmi facebooknya beberapa hari lalu.
Gusmiyadi menambaahkan, dalam berbagai kesempatan, kami anggota DPRD Provinsi, 8 orang dari Dapil Siantar – Simalungun, sering berdiskusi soal ini. Berbagai tekanan kepada Pemprov sering kami lakukan dengan berbagai cara. Hal ini sesuai dengan tugas konstitusional kami sebagai penyambung lidah rakyat.
“Terakhir, dalam kesempatan rapat dengan Bappeda pada momentum rapat di Pansus Kek Sei Mangkei, merespon pentingnya infrastrukur untuk kawasan penyangga sei mangkei- Perdagangan – saya kejar Pemprov tentang persoalan ini. Saya mendorong ide soal; Satu, Pemprov untuk membuat semacam surat permohonan diskresi kepada pemerintah pusat agar APBN dapat mengeksekusi persoalan infrastruktur ini.
“Resep ini saya temukan dalam diskusi dengan Bung Mangapul Purba selaku sesama anggota DPRD Sumut dapil yang sama”. Jelas Gusmiyadi
Dua, Saya mendorong Bappeda untuk mengkaji dan mengusulkan kemungkinan beberapa ruas jalan Provinsi di Simalungun menjadi jalan berstatus Nasional/ pemerintah pusat. Tentu saja perlu penyesuaian dengan kriteria yang telah ditetapkan. Opsi ini menjadi relevan, karena kecenderungan jalan nasional relatif lebih baik dari jalan lainnya.
Sungguh, ditengah sistem demokrasi yang semakin terbuka, saya memahami bahwa setiap kritik berhak mendapatkan respon yang sepadan. Saya berterimakasih atas setiap upaya untuk mengingatkan kami untuk menjalankan tugas-tugas konstitusional kami. Setidaknya kita punya pengalaman yang sama; sering sekali melintasi jalan-jalan seperti neraka itu (demikian rakyat menyebutnya).